Feeds:
Pos
Komentar

Archive for September, 2011

“….paa..tuu. paa.tuu..”.. suara itu lamat-lamat terdengar menjauh dari rumah hijauku. tukang jahit sepatu melewati lorong-lorong rumah, menawarkan jasa jahit sepatu, terus berjalan hingga suaranya terdengar di kejauhan. Rabbi, lihatlah sang Bapak bekerja, Ia bekerja dan terus bekerja untuk mencari nafkah dan rizki.

Di lain waktu, “…gorden gorden…”, hm, penjual gorden keliling kulihat dari jendela kamar, dengan membawa tas berisi kain-kain gorden yang masih banyak belum terjual, dan suara si Bapak juga terdengar semakin samar dan kemudian tak terdengar lagi. ALLAH, lihatlah juga sang Bapak, Ia bekerja dan terus bekerja meski dengan kepayahan demi kepayahan.

Tetanggaku, penjual nasi goreng, setiap pukul 23.00 wib hingga tengah malam baru kudengar suara gerobagnya melewati depan rumah, ahh si Bapak baru pulang rupanya, bekerja hingga tengah malam, padahal paginya ia berjualan batagor di depan SMP 6 hingga waktu pulang sekolah. Ia bekerja ya Rabb, bukan berdiam, ia bekerja, bekerja, dan bekerja.

Dipasar kulihat para Ibu-ibu penjual sayuran, mereka tidak bermalas-malasan. Dijalanan, kulihat tukang Koran, mereka pun sibuk bekerja dan bekerja, tak bermalas-malasan.

Ah malu rasanya dengan mereka semua, terlihat dalam raut wajah mereka betapa kerasnya hidup telah menguatkan mereka untuk terus bertahan, untuk terus bekerja, tak kenal henti, tak berputus-asa, terus melangkah, meski rizki yang didapat tak mampu mencukupi anggota keluarga yang ada.

Rabb, Kulihat kepayahan demi kepayahan itu, kelelahan demi kelelahan, peluh dan keringat. Namun mereka tak berhenti, tak menyerah. Maka kumohon kepada-Mu ya Rabb, berkahilah rizkinya, berkahilah rizki orang-orang yang terus bekerja untuk menyambung hidup keluarganya.

Sedang aku, manusia yang lalai, sering membiarkan waktu berlalu tanpa arti, kemalasan sering menjadi sahabat, menunda-nunda menjadi perilaku, kurang bersungguh-sungguh dan kerja keras.

ALLAH, pada pertengahan malam-Mu ini, ampunilah aku…
Ampunilah aku yang kurang bersyukur…
Hamba-Mu yang lalai dan dzalim, yang sering berputus asa dan berkeluh kesah..
Ampunilah aku.

*Untuk Senin di Akhir September, 00:00 Wib, Yukk terus bekerja dan bekerja, ikhlas dan sungguh-sungguh, biarkan ALLAH saja yang mengatur rizki-rizki kita ^__^

Read Full Post »

Sambil menyeberangi sepi
kupanggil namamu, wanitaku
Apakah kau tak mendengarku?

Malam yang berkeluh kesah
memeluk jiwaku yang payah
yang resah
kerna memberontak terhadap rumah
memberontak terhadap adat yang latah
dan akhirnya tergoda cakrawala.

Sia-sia kucari pancaran sinar matamu.
Ingin kuingat lagi bau tubuhmu
yang kini sudah kulupa.
Sia-sia
Tak ada yang bisa kujangkau
Sempurnalah kesepianku.

Angin pemberontakan
menyerang langit dan bumi.
Dan dua belas ekor serigala
muncul dari masa silam
merobek-robek hatiku yang celaka.

Berulang kali kupanggil namamu
Di manakah engkau, wanitaku?
Apakah engkau juga menjadi masa silamku?
Kupanggil namamu.
Kupanggil namamu.
Kerna engkau rumah di lembah.
Dan Tuhan ?
Tuhan adalah seniman tak terduga
yang selalu sebagai sediakala
hanya memperdulikan hal yang besar saja.

Seribu jari dari masa silam
menuding kepadaku.
Tidak
Aku tak bisa kembali.

Sambil terus memanggil namamu
amarah pemberontakanku yang suci
bangkit dengan perkasa malam ini
dan menghamburkan diri ke cakrawala
yang sebagai gadis telanjang
membukakan diri padaku
Penuh. Dan Prawan.

Keheningan sesudah itu
sebagai telaga besar yang beku
dan aku pun beku di tepinya.
Wajahku. Lihatlah, wajahku.
Terkaca di keheningan.
Berdarah dan luka-luka
dicakar masa silamku.

Read Full Post »